Lobak Raksasa
P
|
ada
suatu masa hiduplah seorang petani miskin yang bekerja keras setiap hari. Ia
menggali dan mencangkul serta menanami sedikit tanahnya, tetapi ia tetap hidup
miskin. Peteni itu mempunyai kakak laki-laki yang jauh lebih kaya. Ia seorang
pedagang kain sutera yang sangat pelit dan lebih mementingkan diri sendiri.
Pada suatu hari, di kebun petani itu sebuah lobak tumbuh
semakin besar dan sepertinya tidak akan pernah berhenti tumbuh. Lobak itu
tumbuh sebesar gerobak. Tidak pernah ada lobak seperti itu sebelumnya. Petani
itu tidak tahu apa yang harus ia lakukan dengan lobak sebesar itu. Ia tidak
berani memotongnya dan memakannya sendiri. Lalu ia memutuskan membawanya kepada
Raja dan memberikannya sebagai persembahan. Sang Raja tersentuh atas kebaikan
sang petani dan memberinya hadiah berupa satu peti penuh dengan batu-batuan
berharga.
Kakak sang petani, bukannya merasa senang terhadap adiknya,
malahan merasa iri. Ia ingin menghadap Raja dan mengharapkan hadiah juga. “Jika
saudara saya mendapat hadiah besar dengan hanya memberikan sebuah lobak, apa
yang akan saya terima jika saya memberinya beberapa meter kain sutera mahal?”
ia berkata pada diri sendiri.
Oleh karena itu, dia mengirimkan dua gulung kain sutera mahal
ke istana Raja dan menunggu hadiah yang akan diberikan kepadanya. Kalian dapat
membayangkan betapa terkejutnya kakak petani itu ketika menyaksikan sebuah
gerobak besar yang aneh ditarik oleh salah satu penjaga istana ketika tiba di
gerbang rumahnya. Raja telah mengirimkan sebuah lobak raksasa sebagai hadiah.
“ Teriring salam hormat Raja” ujar penjaga istana itu
Akhirnya pedagang yang pelit itu harus memakan sup lobak itu
selama berbulan-bulan. Dan sejak hari itu, ia belajar untuk tidak mementingkan
diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar